Senin, 11 Januari 2016

INFLASI

1. Pengertian inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan ekonomi yang memperlihatkan naiknya harga barang dan jasa secara umum dan berlangsung terus menerus.
2. Jenis Inflasi.
Jenis-jenis inflasi debedakan menjadi 3, yaitu :
a. Inflasi dilihat dari asalnya, dibedakan menjadi :
  • Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh terjadinya peristiwa ekonomi di dalam negeri. Contoh : gagal panen secara menyeluruh.
  • Inflasi dari luar negeri (imported inflation) adalah inflasi yang disebabkan tingginya harga barang-barang yang dibeli dari luar negeri. contoh : harga bahan baku untuk produksi dalam negeri.
b. Inflasi dilihat dari tingkat keparahan
parah tidaknya inflasi dibedakan menjadi :
  • Inflasi ringan ( 0% s/d 10% )
  • Inflasi Sedang ( >10% s/d 30% )
  • Inflasi berat ( >30% s/d 200% )
  • Inflasi tak terkendali (Hyper inflation) ( > 100 %)
c. Inflasi dilihat dari penyebabnya, dibedakan menjadi :
  • Inflasi yang terjadi karena meningkatnya permintaan terhadap berbagai macam barang dan jasa (demand pull inflation).
  • Inflasi yang terjadi karena kenaikan ongkos produksi secara terus menerus, yang disebut dengan cosh push inflation.
3. Penyebab terjadinya inflasi
Inflasi dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :
  • Pemerintah, jika penerimaan pemerintah lebih kecil daripada pengeluaran, maka pemerintah dapat mencetak uang baru, hal ini akan dapat menimbulkan inflasi jika tidak diimbangi dengan penambahan produksi yang akan ditawarkan kepada masyarakat.
  • Pihak swasta, inflasi dapat terjadi jika pihak swasta banyak menerima kredit dengan jumlah besar untuk memenuhi permintaan penjamin kredit pihak swasta.
  • Ekspor impor, jika ekspor lebih besar daripada impor maka devisa yang diterima akan menambah jumlah uang yang beredar didalam negeri sehingga kemungkinan dapat menimbulkan inflasi.
  • Penerimaan dan pengeluaran negara, apabila jumlah penerimaan lebih kecil dari pengeluaran maka terjadi defisit, sehingga pemerintah harus mencetak uang baru, tetapi kalau penambahan uang baru tidak seimbang dengan yang dibutuhkan maka justru dapat menimbulkan inflasi.
4. Cara mengatasi inflasi.
Untuk mengatasi inflasi, pemerintah melakukan bebarapa kebijakan sebagai berikut :
  • Kebijakan moneter, adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar. kebijakan moneter berupa kebijakan diskonto, pasar terbuka, Cash ratio dan pembatasan kredit.
  • Kebijakan fiskal, adalah kebijakan mengatur pengeluaran pemerintah dan mengatur perpajakan. untuk mengatasi inflasi pemerintah mengambil langkah : (1) menekan pengeluaran pemerintah. (2) menaikkan pajak. (3) mengadakan pinjaman pemerintah.
  • Kebijakan non Moneter adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi inflasi diluar kebijakan Moneter dan kebijakan fiskal. kebijakan non moneter yang dilakukan pemerintah antara lain : mengendalikan harga, menaikkan hasil produksi, dan kebijakan upah.
5. Cara menghitung inflasi
untuk menghitung besarnya inflasi terlebih dahulu harus diketahui indek harga konsumen (IHK).
IHK adalah ukuran perubahan harga dari kelompok barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dalam jangka waktu tertentu.
untuk menghitung IHK digunakan rumus :
Harga sekarang
IHK = ———————–  x  100%
Harga pada tahun dasar
Contoh menghitung IHK :
Harga jenis barang tertentu pada tahun 2003 Rp. 50.000 dan harga pada tahun dasar Rp. 40.000, maka IHK tahun 2003 adalah…
50.000
IHK = ———- x 100% = 125%
40.000
Rumus untuk menghitung Laju inflasi adalah :
Laju Inflasi = IHK Periode n – IHK tahun sebelumnya
Contoh soal :
IHK bulan Agustus 2009 sebesar 115,34 dan IHK pada bulan september 2009 seesar 125,30, maka laju inflasi bulan september adalah ….
Jawab :
Laju inflasi = 125,30 – 115,34 = 9.96%

Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi)
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi tarikan permintaan ( demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya ( cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
  • Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
  • Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
  • Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
  • Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
  • Indeks harga barang-barang modal
  • Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Wawasan Ekonomi
Ada tiga kemungkinan dalam penghitungan indeks harga, yaitu:
  • jika indeks harga > 1, berarti harga mengalami kenaikan;
  • jika indeks harga < 1, berarti harga mengalami penurunan;
  • jika indeks harga = 1, berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun).
Pemilihan Timbangan (Weight)
Dalam membandingkan suatu barang, selain faktor harga sebaiknya juga memperhatikan faktor kuantitas sebagai timbangan (weight) atau angka-angka penimbang. Pada barang yang dianggap penting, faktor penimbangnya akan tinggi, sedangkan pada barang yang kurang penting akan rendah.
Wawasan Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan bermacam-macam angka indeks.
1.     Angka indeks perdagangan besar.
2.     Angka indeks konsumen.
3.     Angka indeks harga sembilan bahan pokok.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN INFLASI
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunannya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

INDEK HARGA

Dari masa ke masa, perekonomian selalu mengalami kemajuan dan juga kemundurun. Disuatu saat produksi akan meningkat, tetapi disaat tertentu juga akan menurun. Begitu pula dengan keuntungan pada suatu perusahaan, harga barang, serta biaya hidup ataupun pendapatan nasional. Untuk melakukan sebuah perbandingan antar variabel yang sama dalam kurun dua waktu berbeda, diperlukan angka indeks. Melalui angka indeks tersebut dapat mengetahui maju mundurnya suatu usaha, naik turunnya pendapatan, harga, dan sebagainya. Berikut pengertian indeks harga.

Pengertian Indeks Harga

Pengertian Indeks HargaPengertian indeks harga adalah rasio yang pada umumnya dinyatakan dalam sebuah persentase yang mengukur satu variabel pada suatu waktu tertentu atau lokasi relatif terhadap besarnya variabel yang sama pada waktu atau lokasi lainnya. Indeks harga dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan mengenai berbagai perubahan yang terjadi pada harga dari waktu ke waktu.

Jenis Indeks Harga

    Jenis Indeks Harga
  1. Indeks harga konsumen (IHK)Indeks harga konsumen adalah angka perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung serta dianggap mewakili belanja konsumen, kelompok barang yang dihitung dapat berubah-ubah disesuaikan dengan pola konsumsi aktual pada masyarakat.
  2. Indeks harga produsen (IHP) merupakan perbandingan perubahan barang dan juga jasa yang dibeli oleh para produsen pada kurun waktu tertentu, yang dibeli oleh produsen antara lain bahan-bahan mentah dan bahan-bahan setengah jadi. Perbedaannya antara IHP dan IHK adalah kalau IHP mengukur tingkat harga pada saat awal sistem distribusi, IHK mengukur harga secara langsung yang dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran yang ditentukan. Indeks harga produsen dapat disebut dengan indeks harga grosir.
  3. Indeks harga yang dibayar dan diterima petani. Indeks harga berbagai jenis barang yang harus dibayar oleh petani baik itu untuk biaya hidup ataupun biaya proses produksi, apabila dalam menghitung indeks tersebut dimasukkan unsur jumlah biaya hipotek, pajak, dan upah pekerja yang harus dibayar oleh petani, indeks yang diperoleh dapat disebut indeks paritas. Rasio perbandingan antara indeks harga yang dibayar petani dengan indeks paritas dalam kurun waktu tertentu disebut rasio paritas.


Ciri-Ciri Indeks Harga
Berikut ciri-ciri indeks harga.
    Ciri-Ciri Indeks Harga
  1. Indeks harga digunakan sebagai standar perbandingan harga dari waktu ke waktu.
  2. Penetapan indeks harga didasarkan pada oleh yang relevan.
  3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel, bukan dari populasi.
  4. Indeks harga dihitung dengan berdasarkan waktu yang memiliki kondisi ekonomi yang stabil.
  5. Perhitungan indeks harga dengan cara menggunakan metode yang sesuai dan tepat.
  6. Perhitungan indeks harga dapat dilakukan dengan melalui cara membagi harga tahun akan dihitung indeksnya dengan harga tahun dasar lalu dikali 100.


Peranan Indeks Harga dalam Ekonomi

Peranan Indeks Harga dalam Ekonomi
  1. Indeks harga adalah suatu petunjuk atau sebuah barometer dari kondisi ekonomi umum. Hal ini mengandung suatu maksud sebagai berikut :
    • Indeks harga grosir menggambarkan dengan tepat tentang tren perdagangan.
    • Indeks harga diterima oleh petani guna menggambarkan tingkat kemakmuran di bidang agraria.
  2. Indeks harga umum adalah pedoman untuk berbagai kebijakan dan administrasi perusahaan.
  3. Indeks harga dapat dipakai untuk deflator, pengaruh perubahan harga dapat dihilangkan melalui cara membagi nilai tertentu dengan indeks harga yang lebih sesuai. Proses tersebut dinamakan deflasi dan pembaginya dinamakan deflator.
  4. Indeks harga dapat dipergunakan untuk pedoman bagi pembelian berbagai jenis barang. Maksudnya adalah harga barang yang dibeli dapat untuk dibandingkan dengan indeks harga eceran atau grosir supaya dapat diukur efisiensi dalam pembelian suatu barang yang bersangkutan.
  5. Indeks harga barang-barang konsumsi ialah pedoman dalam mengatur gaji buruh atau untuk menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada saat inflasi.


Penyusunan Indeks Harga
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guna penyusunan angka indeks, yang nantinya bisa digunakan sebagai data yang tepat dan dipertanggungjawabkan. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan
  1. Perumusan Tujuan Penyusunan Angka Indeks
  2. Penyusunan angka indeks bertujuan guna mengukur segala perubahan atau untuk membandingkan perubahan antara variabel ekonomi dan sosial. Dalam menyusun angka indeks harus dirumuskan mengenai apa yang akan diukur, bagaimana cara mengukurnya, serta untuk apa pengukuran tersebut dilakukan.
  3. Sumber dan Syarat Perbandingan Data
  4. Dalam menyusun indeks harga selama kurun waktu atau periode tertentu membutuhkan suatu data, baik data jumlah produksi ataupun harga barang yang bersangkutan dari tahun ke tahun. Maka harus ditentukan jenis-jenis barang yang dimasukkan ke dalam penghitungan angka indeks. Terdapat sebuah kesulitan, kesulitan yang utama adalah memilih komponen yang termasuk kumpulan variabel yang akan diperhitungkan. Contohnya indeks bahan makanan, pilihlah berbagai jenis bahan makanan yang sering digunakan masyarakat umum, namun pemilihan jenis barang tersebut haruslah representatif atau dapat mewakili. Cara ini dapat dinamakan judgment sampling.
  5. Pemilihan Periode Dasar
  6. Periode dasar atau dapat disebut sebagai tahun dasar (base year) merupakan suatu periode atau tahun yang memiliki angka indeks 100, sedangkan untuk tahun berikutnya sebagai tahun tertentu atau given year.
    Contoh
    Diketahui sebuah angka indeks dari mulai tahun 2000 sampai 2003, antara lain:
    - tahun 2000 = 100
    - tahun 2001 = 110
    - tahun 2002 = 115
    - tahun 2003 = 120
    Dari indeks harga yang sudah diketahui tersebut, tahun dasarnya adalah tahun 2000, hal ini karena menunjukkan angka 100%.
    Beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk memilih tahun dasar :
    1. Pemilihan periode tahun dasar dapat dilakukan pada saat perekonomian relatif stabil.
    2. Periode dasar memiliki jangla waktu yang tidak terlalu pendek atau terlalu panjang, jarang sekali tahun dasar yang menggunakan hingga jangka waktu sampai seminggu lebih lama dari 5 tahun.
    3. Pemilihan tahun dasar dapat berdasarkan suatu kejadian penting.
  7. Pemilihan Timbangan (Weight)
  8. Membandingkan suatu barang, selain memperhatikan faktor harga alangkah baiknya juga memperhatikan faktor kuantitas sebagai timbangan atau weight dan angka-angka penimbang. Pada jenis barang yang dianggap penting, faktor penimbangnya akan lebih tinggi dibandingkan dengan barang yang kurang penting.


Metode Perhitungan Indeks Harga

Metode Perhitungan Indeks Harga
Perhitungan angka indeks dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode. Oleh sebab itu, perlu dilakukan adanya pilihan yang tepat yang tujuan agar angka indeks yang ditetapkan dapat tercapai.
Pada dasarnya terdapat 2 metode perhitungan angka indeks, antara lain :
1. Angka indeks sederhana (simple agregative methode) dibagi dalam bentuk berupa agregatif sederhana dan rata-rata harga relatif.
2. Angka indeks yang ditimbang, dibagi dalam bentuk agregatif yang sederhana dan rata-rata harga relatif tertimbang.
Agar lebih jelas lagi, perhatikan pembahasan dibawah ini.

a. Indeks Harga Tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif Sederhana.
Angka indeks yang dimaksud dalam penghitungan indeks harga tidak tertimbang yang meliputi indeks harga, kuantitas, dan nilai. Marilah kita simak pembahasannya masing-masing.

  1. Angka indeks harga (price = P)
  2. Angka indeks harga
    Contoh angka indeks harga
  3. Angka indeks kuantitas (quantity = Q)
  4. Angka indeks kuantitas

    Keterangan:
    IA = indeks kuantitas tidak ditimbang
    Qn = kuantitas yang mau dihitung angka indeks
    Qo = kuantitas pada tahun dasar
    Contoh angka indeks kuantitas
  5. Angka indeks nilai (value = V)
  6. Angka indeks nilai
Perhitungan angka indeks dengan menggunakan metode agregatif sederhana memiliki kebaikan karena memiliki sifat yang sederhana, sehingga mudah dalam cara menghitungnya. Namun, metodi ini juga memiliki kelemahan yaitu apabila terjadi adanya perubahan kuantitas satuan barang, maka yang terjadi angka indeksnya juga akan ikut berubah.

b. Angka Indeks Tertimbang
Perhitungan angka indeks tertimbang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode.
  1. Metode agregatif sederhana
  2. Angka indeks tertimbang dengan menggunakan cara metode agregatif sederhana dihitung dengan rumus seperti berikut.
    Metode agregatif sederhana
    Keterangan:
    IA = indeks harga yang ditimbang
    Pn = nilai yang dihitung angkanya
    Po = harga pada tahun dasar
    W = faktor penimbang.
    Contoh perhitungan dari angka indeks harga :
    Contoh metode agregatif sederhana
  3. Metode Laspeyres
  4. Angka indeks Laspeyres merupakan angka indeks yang ditimbang dengan memperhatikan faktor-faktor penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo).
    Metode Laspeyres
    Contoh :
    Contoh Metode Laspeyres
    Contoh Metode Laspeyres
  5. Metode Paasche
  6. Angka indeks Paasche merupakan angka indeks yang tertimbang dengan memperhatikan faktor penimbang kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya (Qn).
    Metode Paasche
    Contoh Metode Paasche
      Dari Metode Laspeyres dan Metode Paasche memiliki kelemahan, antara lain :
    • Angka indeks Laspeyres memiliki kelemahan yaitu hasil perhitungan yang lebih besar atau over estimate, hal ini karena pada umumnya harga barang akan cenderung naik, sehingga kuantitas barang yang diminta akan mengalami penurunan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya Qo akan lebih besar dibandingkan dengan Qn.
    • Angka indeks Paasche memiliki kelemahan yaitu hasil perhitungan yang cenderung lebih rendah atau under estimate, hal ini karena dengan naiknya harga suatu barang dapat menyebabkan permintaan menjadi turun, sehingga Qn akan lebih kecil dibandingkan Qo. Untuk menghilangkan kelemahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan cara mengintegrasikan angka indeksnya tersebut, yaitu dengan menggunakan suatu cara metode angka indeks Drobisch and Bowley.
  7. Metode Drobisch and Bowley
  8. Angka indeks yang tertimbang dengan menggunakan metode Drobisch and Bowley dapat dirumuskan :
     Metode Drobisch and Bowley



  9. Metode Irving Fisher
  10. Perhitungan angka indeks dengan menggunakan Metode Irving Fisher merupakan angka indeks yang ideal. Irving Fisher menghitung indeks kompromi dengan mencari rata-rata ukur dari indeks Laspeyres dan juga indeks Paasche.
    Metode Irving Fisher



  11. Metode Marshal Edgewarth
  12. Perhitungan metode Masrshal Edgewarth adalah dengan angka indeks ditimbang dihitung dengan menggabungkan kuantitas tahun dasar serta kuantitas tahun n, lalu dikali dengan harga pada tahun dasar atau pada tahun n.
    Metode Marshal Edgewarth
    Contoh :
    Contoh Metode Marshal Edgewarth


Itulah pengertian indeks harga, jenis indeks harga, ciri-ciri indeks harga, peranan indeks harga dalam ekonomi, penyusunan indeks harga, metode perhitungan indeks harga.